Pendamping, PPKH Kota Banjar
Salah satu hal yang kerap dipandang sepele adalah sampah, bahkan tidak sedikit masyarakat membuang sampah dengan sembarangan. Padahal hal tersebut akan merusak lingkungan.

Pekerja Sosial di Kota Banjar mensikapi persoalan tersebut dengan mengambil inisiatif untuk memanfaatkan sampah menjadi hal yang positif melalui Sampah Jadi Sedekah Program Keluarga Harapan (Sajadah PKH).

Hal tersebut disampaikan oleh Budi Maretiawan selaku Pendamping PKH Kota Banjar saat Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui Pemberdayaan untuk Mencapai Kemandirian yang dihadiri oleh Koordinator Wilayah PKH Jawa Barat Zam Zam Timur Alfian, Ketua Pelaksana PKH Kota Banjar Hani Supartini dan jajarannya beserta ratusan KPM di Kecamatan Langensari yang berlangsung di GOR Kelurahan Banjar, Jumat (29/3).


"Berawal dari pengarahan dari Kepala Dinsos Banjar dan Ketua PPKH Banjar bahwa Pendamping PKH harus berinovatif, dari hal tersebut kami coba untuk memanfaatkan sampah," jelasnya.

Selanjutnya, Budi berharap program Sajadah PKH dapat dilaksanakan juga di wilayah lain. Karena kegiatan tersebut dapat mengajarkan kepada KPM PKH untuk bersedekah.

"Walaupun sampah dianggap sepele, namun ketika dikumpulkan dapat menghasilkan rupiah yang cukup lumayan untuk disedekahkan kepada yang membutuhkan," harapnya. (Wahyu Akanam)



Kota Banjar, Pendamping
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) adalah Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Kegiatan tersebut berlangsung disetiap bulannya terhadap Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Untuk itu, guna memaksimalkan pelaksanaan P2K2, Sofie Herawati selaku Supervisor Pelaksana PKH Kota Banjar adakan coaching P2K2 yang berlangsung di Sekretariat PKH setempa dan diikuti oleh seluruh Sumber Daya Manusia PPKH Kota Banjar, Senin (31/12).

Pelaksanaan coaching tersebut membahas modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Sofie mengatakan bahwa dalam pengasuhan anak ada baiknya memberikan sebuah pujian apabila anak melakukan hal yang baik.

"Sampaikan kepada KPM untuk beri anak sebuah pujian, namun jangan diberi harapan palsu, hal tersebut berdampak kurang baik," katanya.


Selanjutnya, dia mengapresiasi kinerja Pendamping dilapangan yang telah melakukan pemaparan materi dalam modul P2K2 terhadap KPM di wilayahnya masing-masing dengan maksimal.

"Selama saya melakukan monitoring kepada kinerja Pendamping dilapangan, mereka menyelesaikan tugas dengan baik," tuturnya. (Wahyu Akanam)


Pendamping, PPKH Kota Banjar
Pelaksanaan penanganan kemiskinan gencar dilakukan oleh Pemerintahan. Kemiskinan merupakan tugas yang menarik, karena membutuhkan sebuah tindakan oleh pihak-pihak yang melaksanakannya dengan serius.
Salah satu bentuk nyata penanganan kemiskinan yang dilaksanakan yaitu melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Program tersebut dilaunching sejak 2007 oleh Kementerian Sosial RI.
Ujung tombak dari PKH salah satunya kiprah Pendamping dalam melaksanakan pendampingan kepada masyarakat yang menjadi peserta PKH, atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM).


Namun kinerjanya tidak akan terasa apabila tidak adanya sebuah tindakan nyata kepada KPM, dalam memberikan motivasi supaya mau untuk melakukan perubahan. Sehingga, Pendamping PKH harus semangat guna merealisasikan tugasnya, karena apapun yang dilakukan oleh Pendamping merupakan bentuk prestasi.
"Pendamping PKH harus berprestasi dalam mengentaskan kepemimpinan," jelas Hani Supartini saat Rakor bersama Pendamping PKH yang berlangsung di DuauD Pagerbatu Desa Batulawang Pataruman Kota Banjar, Jumat (14/9/2018).
Untuk itu, Pendamping PKH semestinya mempunyai kecakapan dalam mendokumentasikan kinerja yang telah dilakukan. Hal tersebut guna menjawab pertanyaan apabila diminta data ataupun permintaan dari Pemerintah Daerah terkait realisasi penanganan kemiskinan. "Mampu menyampaikan hasil yang telah dilakukan kepada masyarakat," tandasnya. (Wahyu Akanam)



Pendamping, PPKH Kota Banjar
Indonesia merupakan Negara yang memiliki Warga Negara beragam, baik suku, budaya bahkan Agama. Sebuah konflik bisa terjadi karena perbedaan tersebut. Untuk itu, Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial akan membentuk sebuah kegiatan guna menjaga perdamaian antar warga Negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Rehsos Perlindungan dan Jaminan Sosial (RPJS) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Banjar Hani Supartini, saat rapat koordinasi dengan Pekerja Sosial (Peksos) di Kota Banjar yang berlangsung di Dusun Pagerbatu Desa Batulawang Pataruman Kota Banjar, Jumat (14/9/2018).


Sebagai Peksos memang memiliki tugas unik yang menarik. Selain membantu masyarakat dengan strata ekonomi rendah, juga harus melakukan hubungan baik dengam masyarakat. "Pencegahankonflik," tegasnya.
Untuk itu, sebagai Peksos harus memiliki sebuah tempat guna untuk melakukan silaturahmi. Tujuannya adalah untuk mempermudah bertemu dengan masyarakat guna memberikan pemaparan terkait pentingnya menjaga perdamaian dan persatuan. "Fasilitasi masyarakat untuk menjaga keharmonisan," tandasnya. (Wahyu Akanam)



Pendamping, PPKH Kota Banjar
Menjadi lebih baik merupakan sebuah keharusan yang dilakukan oleh semua manusia. Karena sebuah kerugian apabila menjalani hidup tanpa adanya perubahan ke arah positif.
Hal tersebut disampaikan oleh Supervisor PPKH Kota Banjar Jawa Barat Sofie Herawati saat memberikan pemaparan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Dusun Sampih Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar, Kamis (13/9/2018).
Salah satu kategori KPM PKH melakukan perubahan yang baik adalah menyadari, bahwa sebuah bantuan yang diterimanya tidaklah bersifat tetap. Suatu saat bantuan tersebut akan dihentikan ataupun diberikan kepada orang lain. "Jangan terpaku dan selalu menanti bantuan PKH," tukasnya.
Untuk itu, harus mengetahui bahwa diluar sana masih banyak orang yang susah, bahkan tidak mempunyai rumah. Sehingga, Sofie mengajak kepada Puluhan KPM yang menghadiri Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) supaya menyadari bahwa dirinya sudah mampu dan siap untuk digraduasi. "Mampu tidak berarti mempunyai harta yang berlimpah, punya niat untuk selalu membantu orang lain pun sudah berarti mampu," tuturnya.
Jehand Fajrind Maulana selaku Pendamping PKH di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar menambahkan KPM PKH tanpa disadari oleh dirinya bahwa dirinya telah banyak berubah. Karena disetiap bulan Pendamping memberikan pemaparan materi yang berbeda-beda.
"Setaun yang lalu KPM tidak tau apa itu Disabilitas, coba tanyakan sekarang pasti mereka dengan semangat menjawabnya," pungkasnya. (Wahyu Akanam)
Diberdayakan oleh Blogger.