Pendamping, PPKH Kota Banjar
Sebagai pendamping sosial harusjujur dan bertanggung jawab, jangan sampai mengada-ngada. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Banjar.
Suatu program yang diadakan oleh Pemerintah tidak mungkin akan berlanjut selama-lamanya. Ketika tujuan dari program tersebut sudah tercapai otomatis program tersebut pun usai dan ganti program lain. Salah satunya Program Keluarga Harapan yang dinaungi oleh Kementerian Sosial RI.
Salah satu bentuk keberhasilannya yaitu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dapat mandiri menerima untuk digraduasi. Namun, saat ini kerap ditemukan KPM yang tidak mau untuk digraduasi, padahal secara ekonomi sudah mampu. "KPM tidak mau diberhentikan bantuannya," katanya saat melaksanakan diakusi berah kasus dengan SDM PPKH Kota Banjar yang berlangsung diruangan kerjanya, Selasa (4/9/2018).


Untuk itu, Asep berharap kepada seluruh Pendamping PKH ketika akan melakukan graduasi terhadap KPM, sebelumnya dilakukan pembicaraan. Pelaksanaannya pun jangan dilakukan sendiri, namun dibicarakan bersama dengan pejabat setempat. Supaya jelas dan tidak ada keraguan terhadap penjelasan yang dilakukan oleh Pendamping. "Musyawarahkan ketika akan menggraduasi," harapnya.
Tidaklah mudah memahamkan orang banyak, karena saat ini masyarakat sudah pinter. Haruslah jelas ketika memberikan penjelasan terkait suatu program.
Lebih lanjut, sebagai Pendamping harus gesit dan pasti. Maksudnya kinerja yang dilakukan jangan lah kendur. Namun harus mempunyai banyak teknik yang dikuasainya, karena permasalahan dilapangan sangatlah beragam. "Pendamping harus pinter," tandasnya. (Wahyu Akanam)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.